11 Mar 2009

Che dan District of Columbia

Che,

Setiap tahun, kantor pusat Ibu di Washington DC sana selalu mengadakan retreat. Semua expat pasti pulang kandang dan staf lokal setiap tahun selalu bergilir pergi kesana setahun sekali. Tahun ini tawaran untuk pergi ke DC Ibu terima 3 minggu sebelum retreat.

Pergi 10 hari dari tanggal 19 Februari sampai 28 Februari.

DB: “Tunggal, we invite you to come to DC to joint the retreat...”

Muka ibu langsung berubah, antara senang mau jalan-jalan dan sebel karena dikasih tau mendadak banget plus ragu apakah mau menerimanya atau menolaknya.

Masih termangu-mangu mode on...Bos ibu langsung melanjutkan:

”Well, of course, as you know…this is not an obligation, so you can say no to this invitation”…..tanpa pikir panjang ibu langsung jawab

“Mmmm….first, thanks for the invitation, but I think I’ll pass the opportunity” Dalam 5 detik dikepala ibu saat itu terbayang muka Che ah uh…ah uh cari nenen tengah malem sambil matanya merem….gak tega banget rasanya ninggalin Che 10 hari tanpa kehadiran ibu…pasti Che akan sedih banget khan….. J

DB langsung menjawab “You don’t have to answer this invitation right away….you can answer me tomorrow, and if you say yes, don’t forget to bring your passport etc”

Ibu langsung jawab lagi, DB…I think my answer will remain the same J

DB: “Well, think about it again….and give me your answer by tomorrow”

Sepanjang perjalanan dari kantor, dalam mobil ibu dan bapak diskusikan hal ini, bapak semangat menyuruh ibu pergi karena bapak punya beberapa list buku yang harus ibu beli…..tapi saat ibu ceritakan bahwa untuk meninggalkan Che setidaknya ibu membutuhkan 8.000ml ASIP dan ibu cuma punya kemampuan mengumpulkan paling banyak 5.000ml (3,500ml persediaan saat ini di kulkas dan 1.500 rencana ngumpulin selama dua minggu), maka mulai sedikit rontoklah semangat Bapak menyuruhku pergi.

Semangat bapak muncul lagi setelah sempat juga menghubungi tante Lilik dan tanya kemampuan dan kemauannya menjadi donor ASI bagi sayang Che….tante Lilik bersedia, dan masalah ASIP terpecahkan.

TETAPI…..saat sampai dirumah dan melihat Che mimik dengan lahap sambil merem melek, dan kelihatan rileks didekapan….kok ya jadi gak tega….

Jam 2 pagi, seperti biasa Che ah uh ah uh sambil merem….tidurnya bolak-balik kesisi ibu dan bapak….ibu buka warung dan langsung slep..glek…glek…dan tenang lagilah Che…. Semua proses ini dilihat dan disaksikan oleh bapak…

“Kau lihat sendiri khan pak…mana tega ibu ninggalin bayi kita sepuluh hari tersiksa tiap malam”

Bapak pun akhirnya mendukung keputusan ibu untuk menolak tawaran DB ke DC….

Dan anakku Che, ibu sama sekali tidak pernah menyesal, melepas kesempatan pergi ke DC (mungkin kalau belum pernah sama sekali ke US bakal lain ceritanya kali ya hehehehhe) Ibu menorehkan cerita ini agar kelak kamu tahu bahwa Ibu berupaya memberikan kamu yang terbaik dan tidak ingin sedikitpun ingin membuat Che sedih

Jika kamu dewasa nanti, kamu mudah-mudahan mengerti...ada hal-hal yang Ibu akanlakukan kedepan yang mungkin akan menyakiti perasaanmu....tapi bisa jadi semua itu ibu lakukan atas dasar conta Ibu kepada che...jadi kalau dah besar jangan suka marah sama ibu ya nak :)) (ngarep mode on)

Tidak ada komentar: